-->

Tips Memilih Rujak Cingur dengan Bahan Segar dan Berkualitas

Tips Memilih Rujak Cingur dengan Bahan Segar dan Berkualitas

Penulis: Dunia Makanan

Tanggal: 19 September 2025

Rujak Cingur adalah kuliner khas Surabaya yang terkenal dengan perpaduan unik sayur segar, buah, tahu-tempe, cingur sapi, serta bumbu petis udang yang khas.
Disini mengulas lengkap tips memilih bahan segar, rahasia rasa autentik, manfaat kesehatan, hingga pengalaman kuliner ala pecinta makanan ketika berburu rujak cingur berkualitas.




Cinta pertama pada rujak cingurSurabaya adalah kota yang penuh energi. Suara klakson kendaraan, hiruk pikuk pedagang kaki lima, hingga bau semerbak sate dan rawon bercampur di udara.

Namun, di antara semua itu, ada satu kuliner yang membuat saya, seorang pecinta kuliner sejati, benar-benar jatuh cinta: rujak cingur.

Pertama kali saya mendengar kata “cingur”, saya agak tertegun. “Cingur” dalam bahasa Jawa berarti hidung atau moncong sapi.
Sejujurnya, bayangan awalnya agak ekstrem: bagaimana mungkin bagian sapi yang jarang terdengar bisa menjadi sajian lezat? Tetapi di sinilah letak keunikan kuliner Nusantara selalu ada kejutan di balik meja makan.

Rujak cingur bukan sekadar makanan. Ia adalah kisah panjang tradisi Jawa Timur yang diwariskan turun-temurun.
Perpaduan sayuran rebus, buah segar, tahu, tempe, lontong, serta cingur sapi yang direbus lama hingga empuk, kemudian disiram bumbu kacang plus petis udang hitam pekat sebuah harmoni rasa yang benar-benar menggugah selera.

Dalam perjalanan kuliner saya, rujak cingur menjadi simbol, Ia bukan hanya soal rasa tapi juga perjalanan memilih bahan terbaik, bagaimana petani menanam sayuran dengan penuh cinta, nelayan udang menghasilkan petis berkualitas, hingga tangan-tangan ibu penjual yang dengan sabar mengulek bumbu di cobek batu besar.

Baca juga: 

Filosofi Rujak Cingur

Setiap kali saya menyantap rujak cingur, saya seperti merasakan jejak sejarah panjang kuliner Jawa Timur, Hidangan ini dipercaya sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Dahulu, masyarakat Jawa Timur terbiasa membuat rujak buah dan sayur sebagai makanan sehari-hari. Namun, kreativitas orang Surabaya membuat rujak berkembang lebih jauh.

Cingur sapi, yang dulunya dianggap bagian “tidak berguna”, ternyata bisa diolah hingga lembut dan gurih. Dari sinilah lahir filosofi “ngunduh wohing pakarti” bahwa segala sesuatu bisa bermanfaat jika kita pandai mengolahnya.
Tidak ada yang sia-sia, bahkan dari seekor sapi pun, 
Ada juga nilai kebersamaan. 


Rujak cingur jarang dinikmati sendirian, Biasanya disajikan dalam porsi besar, disantap bersama keluarga atau teman, Proses mengulek bumbu di cobek batu besar yang sering dilakukan di depan pembeli juga melambangkan keterbukaan: semua orang bisa melihat prosesnya, tidak ada yang ditutup-tutupi.

Bumbu petis udang yang menjadi ciri khas juga punya makna. 

Petis adalah produk fermentasi yang panjang, menunjukkan bahwa kesabaran akan menghasilkan kelezatan, Sama halnya dengan hidup: yang instan jarang bertahan lama, tapi yang diproses perlahan akan memberikan hasil terbaik.


Rahasia Bahan Utama: Dari Sayur hingga Petis

Suatu pagi, saya berjalan ke Pasar Wonokromo di Surabaya, Pasar ini selalu ramai dengan ibu-ibu yang mencari bahan masakan segar, Bau anyir ikan bercampur dengan aroma rempah, sementara pedagang sayur berteriak menawarkan dagangan.
Di sinilah saya menemukan rahasia pertama:bahan segar adalah kunci rujak cingur berkualitas.


- Sayur-sayuran

Rujak cingur biasanya memakai kangkung, tauge, kacang panjang, dan timun. Pedagang sayur berkata, “Kalau kangkung warnanya sudah kusam, jangan dipilih.
Cari yang masih hijau segar dan batangnya renyah.” Saya pun menekuk batang kangkung sedikit, dan benar batang segar langsung patah, sementara yang sudah tua akan lentur.


- Buah-buahan 

Nanas dan kedondong adalah bintang dalam rujak cingur. Keduanya memberi rasa segar dan sedikit asam, menyeimbangkan gurih pedasnya bumbu petis.
Tipsnya: pilih nanas yang harum tetapi tidak terlalu lembek, dan kedondong yang keras tapi tidak terlalu muda.


- Tahu dan Tempe

Jangan remehkan tahu-tempe. Tahu putih segar dengan tekstur lembut dan tempe yang baru difermentasi memberikan rasa gurih alami.
Biasanya digoreng sebelum dicampurkan ke rujak. Pedagang tempe di pasar bahkan memberi saya tips: pilih tempe dengan warna kedelai masih utuh, tidak berbau asam.


- Cingur Sapi

Inilah inti dari rujak cingur. Bagian moncong sapi direbus berjam-jam hingga empuk. Tips memilih cingur segar adalah memperhatikan warnanya: harus cerah, tidak pucat, dan tidak berbau amis. Penjual daging biasanya sudah tahu bagian mana yang cocok untuk rujak.


- Petis Udang

Bumbu petis udang asli Madura adalah rahasia utama. Petis berkualitas warnanya hitam pekat, aromanya khas udang, dan teksturnya kental. Jangan terkecoh dengan petis campuran yang terlalu encer atau baunya menyengat menusuk.


Tips Memilih Rujak Cingur Berkualitas

1. Sayuran Berwarna Cerah – kangkung dan kacang panjang hijau segar lebih renyah,

2. Buah Tidak Busuk – kedondong keras segar, nanas harum tapi tidak terlalu matang,

3. Cingur Empuk – direbus lama hingga kenyal lembut, tanpa amis,

4. Petis Asli Madura – kental, hitam pekat, beraroma udang,

5. Bumbu Diulek Manual – sambal kacang petis harus diulek dengan cobek, bukan blender.

6. Tahu-Tempe Segar – tekstur lembut, tidak asam,

7. Lontong Padat – lontong berkualitas tidak lembek dan tidak cepat basi.

Ketika saya mencicipi rujak cingur di Warung Genteng Durasim, saya bisa langsung merasakan bedanya.
Sayurannya masih hangat, bumbunya harum, dan petisnya melekat kuat di lidah. Sang penjual berkata, “Nak, kalau bahan segar, rasa rujak itu keluar sendiri. Tidak perlu tambahan macam-macam.”



Manfaat Kesehatan Rujak Cingur


Sebagai pecinta kuliner, saya tidak hanya melihat rasa, tapi juga manfaat. 

Rujak cingur ternyata kaya gizi:

- Serat dari sayur dan buah membantu pencernaan,

- Protein hewani dari cingur sapi baik untuk otot,

- Protein nabati dari tahu dan tempe untuk energi,

- Vitamin C dari kedondong dan nanas memperkuat daya tahan tubuh,

- Mineral dari bumbu kacang menambah energi.

Seorang ahli gizi yang saya temui di Surabaya berkata, “Rujak cingur sebenarnya menu seimbang, Ada karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral. Hanya saja, bumbu kacangnya jangan terlalu banyak kalau mau tetap sehat.”


Rahasia Rasa Autentik: Petis dan Bumbu Kacang

Rujak cingur tanpa petis udang ibarat sayur tanpa garam, Saya pernah mencoba rujak cingur dengan petis campuran—rasanya hambar, tidak meninggalkan kesan.

Petis asli Madura dibuat dari udang segar yang direbus lama hingga menjadi pasta kental. Ditambah kacang tanah goreng, cabai rawit, bawang putih, gula merah, dan sedikit air asam, jadilah bumbu kacang yang harum. Di warung-warung Surabaya, bumbu ini selalu diulek di cobek batu besar, memberi aroma khas yang tidak bisa tergantikan.



Jelajah Warung Legendaris Rujak Cingur Surabaya

Perjalanan saya tidak lengkap tanpa mengunjungi warung legendaris:


- Rujak Cingur Genteng Durasim – ramai oleh pelanggan setia, bumbunya kental pekat,

- Rujak Cingur Delta – lebih modern, cocok untuk anak muda,

- Warung kaki lima di Pasar Wonokromo – sederhana tapi penuh cita rasa.

Saya masih ingat suasana sore itu, duduk di bangku kayu sempit, menunggu ibu penjual mengulek bumbu di cobek besar, Suara ulekan bercampur dengan tawa pembeli, aroma bawang dan petis menyeruak, lalu sepiring rujak cingur hangat datang.
Begitu suapan pertama masuk, sensasi gurih, pedas, asam, dan manis bercampur jadi satu. Inilah momen yang membuat saya yakin: rujak cingur memang kuliner juara.


Perbandingan dengan Rujak Nusantara Lain

Rujak cingur punya saudara-saudara kuliner:

- Rujak Manis Jawa Tengah – hanya buah segar dengan bumbu gula merah,

- Rujak Buah Bali – segar dengan sambal gula,

- Lotek Sunda – mirip gado-gado, tanpa petis,

- Gado-gado Betawi – lebih creamy karena santan.

Perbedaan inilah yang membuat rujak cingur istimewa satu-satunya rujak dengan cingur sapi dan petis udang.


Variasi Modern dan Inovasi

Kini banyak inovasi rujak cingur, Ada versi vegetarian tanpa cingur, rujak cingur instan dalam kemasan, hingga plating modern di restoran.
Namun, bagi saya, rujak cingur tetap paling nikmat disantap di warung kaki lima dengan cobek batu besar.


Baca juga: 

Sebagai pecinta kuliner, saya sering menemukan benang merah antara rujak cingur dan hidangan Nusantara lain:

- Soto Lamongan kuah gurih koya juga kaya bumbu khas Jawa Timur,

- Sego Tempong Banyuwangi menonjolkan pedasnya sambal segar,

- Pecel Madiun sama - sama berbasis sayur dan bumbu kacang,

- Nasi Penyetan Lele menghadirkan sensasi gurih pedas khas kaki lima.

Dengan menghubungkan satu kuliner ke kuliner lain, kita bisa melihat betapa kayanya tradisi makanan Indonesia.


Rujak Cingur dalam Wisata Kuliner dan Peluang Bisnis

Rujak cingur bukan hanya makanan, tapi juga ikon wisata Surabaya, Banyak turis asing penasaran mencoba hidangan unik ini.
Bahkan, beberapa UMKM kini menjual rujak cingur frozen pack agar bisa dinikmati di luar kota.

Bagi pelaku bisnis kuliner, rujak cingur punya peluang besar. Dengan inovasi pengemasan dan pemasaran digital, hidangan ini bisa mendunia seperti rendang atau nasi goreng.


Rujak cingur, Warisan rasa yang tak lekang waktu, Di akhir perjalanan kuliner saya, saya menyadari satu hal: rujak cingur adalah perpaduan rasa, budaya, dan cinta, Dari bahan sederhana hingga filosofi yang dalam, dari pasar tradisional hingga restoran modern, semuanya melebur dalam satu piring,

Memilih bahan segar adalah kunci utama agar rujak cingur tetap autentik dan sehat. 

Namun lebih dari itu, menjaga warisan kuliner ini tetap hidup adalah tugas kita semua, Bagi saya setiap kali suapan rujak cingur masuk ke mulut, saya seperti merasakan denyut nadi Surabaya pedas, gurih, asam, manis, sekaligus penuh semangat.