Cerita Pecinta Kuliner: Perjalanan Menemukan Ikan Bakar Presto Jawa Timur
Cerita Pecinta Kuliner: Perjalanan Menemukan Ikan Bakar Presto Jawa Timur
Ditulis oleh Dunia Makanan : 12 September 2025
Setiap pecinta kuliner memiliki cerita yang tak terlupakan. Ada yang tumbuh besar dengan aroma dapur ibu, ada yang rela keliling kota hanya untuk mencoba makanan viral, dan ada pula yang menjadikan perjalanan kuliner sebagai bagian dari petualangan hidup. Saya termasuk golongan terakhir. Nama saya Dunia Browsing, dan kisah saya kali ini berhubungan dengan sebuah hidangan khas Jawa Timur yang mampu mencuri hati banyak orang: ikan bakar presto.
Awal Rasa Penasaran
Pertama kali saya mendengar istilah ikan bakar presto adalah dari seorang teman lama asal Lamongan. Ia bercerita dengan penuh semangat tentang ikan bandeng yang dimasak dengan teknik presto hingga tulangnya lunak, lalu dibakar dengan bumbu khas Jawa Timur yang harum menggoda. Cerita itu membuat saya penasaran. Saya mulai bertanya-tanya, bagaimana bisa sebuah hidangan sederhana menjadi legenda kuliner?
Rasa penasaran itu berubah menjadi niat. Saya memutuskan untuk melakukan perjalanan ke beberapa kota di Jawa Timur: Surabaya, Sidoarjo, Lamongan, dan Gresik. Misi saya sederhana, tapi mendalam: menemukan rasa otentik ikan bakar presto, sekaligus menggali cerita di balik kuliner ini.
Singgah di Surabaya: Perjumpaan Pertama
Surabaya adalah kota yang penuh dinamika, Di balik hiruk pikuk lalu lintas dan kesibukan warganya, tersimpan berbagai kuliner yang luar biasa.
Di sebuah warung sederhana di kawasan Jalan Undaan, saya pertama kali mencicipi ikan bakar presto.
Sang pemilik warung menyajikan ikan bandeng berukuran sedang, dibakar dengan olesan kecap manis, bawang putih, jahe, dan sedikit sambal khas Surabaya. Saat gigitan pertama, saya terkejut. Tulangnya benar-benar lunak, hampir menyatu dengan dagingnya.
Bagi saya, ini adalah pengalaman baru. Biasanya, makan ikan selalu harus hati-hati dengan duri. Tapi dengan teknik presto, semua berubah. Rasa gurih daging ikan berpadu dengan bumbu bakar yang manis pedas, membuat saya langsung jatuh cinta. Saya mulai mengerti mengapa kuliner ini begitu disukai.
Lamongan: Jantung Ikan Bakar Presto
Setelah Surabaya, saya melanjutkan perjalanan ke Lamongan. Kota ini memang terkenal dengan soto Lamongan, tapi bagi saya, tujuan utamanya tetap satu: mencari ikan bakar presto yang autentik.
Di sebuah rumah makan keluarga di tepi jalan raya, saya bertemu dengan ibu Sulastri, seorang juru masak yang sudah puluhan tahun mengolah bandeng presto.
Ibu Sulastri bercerita bahwa resep bandeng presto di Lamongan diwariskan turun-temurun. Prosesnya dimulai dengan memilih ikan segar dari tambak, kemudian dibersihkan dan dimasak dalam panci presto bersama rempah-rempah seperti kunyit, lengkuas, jahe, dan bawang merah.
Setelah itu, ikan dibakar dengan olesan bumbu kecap pedas manis. Hasilnya? Sungguh luar biasa. Tekstur ikannya lembut, aromanya harum, dan rasanya seimbang antara gurih, pedas, dan manis.
Duduk di warung sederhana dengan suasana hangat, saya merasa seperti sedang makan bersama keluarga sendiri. Dari sini saya menyadari bahwa kuliner tidak hanya soal rasa, tapi juga soal cerita, suasana, dan kehangatan manusia di baliknya.
Sidoarjo: Variasi Rasa
Kota berikutnya adalah Sidoarjo, yang dikenal dengan olahan bandeng dan udang. Di sini, saya menemukan variasi ikan bakar presto dengan sambal khas Sidoarjo yang super pedas.
Sambalnya terbuat dari cabai rawit, bawang putih, terasi, dan sedikit gula jawa. Perpaduan ikan presto yang lembut dengan sambal pedas menyengat membuat pengalaman makan semakin menantang.
Saya sempat berbincang dengan pemilik warung, Pak Darno, yang mengatakan bahwa bagi orang Sidoarjo, sambal bukan hanya pelengkap, melainkan nyawa dari sebuah hidangan. “Kalau tidak pedas, bukan Sidoarjo namanya,” katanya sambil tertawa.
Saya pun setuju, karena sambal ini benar-benar membuat lidah bergoyang.
Gresik: Sentuhan Tradisi
Perjalanan saya berlanjut ke Gresik, kota yang kaya akan sejarah Islam di Jawa. Di sini, ikan bakar presto disajikan dengan cara yang sedikit berbeda. Selain dibakar dengan bumbu manis pedas, ikan juga dilapisi dengan serundeng kelapa yang gurih. Rasanya unik, ada sensasi renyah dari serundeng yang menyatu dengan kelembutan ikan presto.
Saya merasa bahwa setiap kota di Jawa Timur memberikan identitasnya masing-masing pada hidangan ini. Dari Surabaya yang manis pedas, Lamongan yang seimbang, Sidoarjo yang pedas membara, hingga Gresik yang kaya tradisi. Semua menjadi satu mozaik rasa yang membuat ikan bakar presto tak hanya sekadar makanan, tapi juga cerminan budaya kuliner Jawa Timur.
Menggali Filosofi di Balik Kuliner
Bagi sebagian orang, makanan hanyalah soal mengisi perut. Namun bagi saya, kuliner adalah bahasa budaya. Ikan bakar presto Jawa Timur bukan hanya soal rasa, tetapi juga tentang cara masyarakatnya merayakan kehidupan.
Teknik presto menunjukkan kecerdikan dalam mengatasi masalah duri bandeng. Proses pembakaran memperlihatkan kesabaran, karena rasa terbaik lahir dari api yang dijaga dengan hati-hati.
Sambal dan lalapan melengkapi hidangan, mencerminkan keseimbangan hidup yang dijunjung tinggi oleh orang Jawa.
Perjalanan Kuliner Sebagai Pengalaman Hidup
Setiap gigitan ikan bakar presto selalu menghadirkan kenangan baru. Saya belajar bahwa kuliner bisa menjadi jembatan antar manusia.
Dari perbincangan hangat dengan ibu Sulastri di Lamongan, tawa lepas Pak Darno di Sidoarjo, hingga keramahan warga Gresik, semua memperkaya perjalanan saya. Kuliner membuat saya merasa terhubung dengan orang lain, meski berasal dari latar belakang yang berbeda.
Saya juga menemukan bahwa kuliner bisa mengajarkan filosofi hidup. Dari ikan bakar presto, saya belajar arti kesabaran, kecermatan, dan rasa syukur.
Tidak heran jika banyak orang yang rela melakukan perjalanan jauh demi sepiring makanan otentik. Karena pada akhirnya, kuliner bukan hanya soal rasa, tapi juga soal cerita yang melekat dalam ingatan.
Resep Sederhana Ikan Bakar Presto Jawa Timur
Bagi pembaca yang ingin mencoba membuat ikan bakar presto di rumah, berikut resep sederhana yang saya dapatkan dari ibu Sulastri:
- 1 ekor ikan bandeng presto ukuran sedang
- 3 siung bawang putih
- 2 cm jahe
- 2 sdm kecap manis
- 1 sdm minyak goreng
- 1 sdt garam
- Sambal terasi dan lalapan secukupnya
Cara membuatnya: Haluskan bawang putih dan jahe, campur dengan kecap manis, garam, dan minyak. Oleskan ke seluruh permukaan ikan presto. Bakar di atas bara api hingga harum dan kecokelatan. Sajikan dengan sambal terasi pedas dan lalapan segar.
Ikan bakar presto Jawa Timur adalah lebih dari sekadar makanan. Ia adalah simbol kekayaan budaya, cerita hidup, dan pertemuan manusia.
Dari Surabaya hingga Gresik, setiap kota menambahkan sentuhannya sendiri, membuat hidangan ini kaya akan variasi.
Bagi saya, perjalanan kuliner ini bukan hanya soal menemukan rasa, tetapi juga tentang menemukan diri sendiri.
Jika Anda pecinta kuliner sejati, jangan lewatkan kesempatan untuk mencicipi ikan bakar presto langsung di Jawa Timur. Percayalah, sekali mencoba, Anda akan mengerti mengapa kuliner ini begitu dicintai.
Baca juga:
Resep Bandeng Presto
Kuliner Khas Jawa Timur
